Translate

Selasa, 14 Juli 2015

Contoh Proposal maubisa



I.                   PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan
Peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan aktivitas sosial ekonomi masyarakat membawa dampak antara lain menurunnya kualitas lingkungan hidup akibat meningkatnya jumlah dan jenis sampah. Sampah merupakan masalah yang hampir tidak pernah terpecahkan di Indonesia. Rata-rata produksi sampah di beberapa kota besar di Indonesia berkisar antara 1,8 – 3,3 liter/orang/hari atau 0,45 – 0,83 kg/orang/hari (Jujubandung, 2012). Masalah sampah telah menjadi perhatian pemerintah sejak terjadinya bencana nasional meledaknya timbunan sampah di TPA Leuwigajah. Untuk menangani masalah sampah, sudah banyak program pemerintah yang dijadikan acuan untuk setidaknya dapat mengurangi jumlah/volume sampah (Suci-Fitriana, 2014).
Jumlah dan jenis sampah yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia sangat beragam, sebagaimana tercermin dari tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Komposisi dan karakteristik sampah rata-rata
No
Komponen
Persentase
Kadar Air (%)
Nilai Kalor
(kkal/kg)
1.
Organik
73,98
47,08
674,57
2.
Kertas
10,18
4,97
235,55
3.
Kaca
1,75


4.
Plastik
7,86
2,28
555,46
5.
Logam
2,04


6.
Kayu
0,98
0,32
38,28
7.
Kain
1,57
0,63
42,64
8.
Karet
0,55
0,02
7,46
9.
Baterai
0,29


10.
Lain-lain
0,86


Total

100,00
55,30
1553,96
Sumber : Studi komposisi dan karakteristik BPPT tahun 1994 (Chairil-Nizar,2014).

Dari tabel di atas yang cukup penting diamati adalah bahwa sampah plastik, meskipun tidak menempati posisi dominan, tetapi jumlahnya cukup besar yaitu sebesar 7,86% dari total sampah. Berdasarkan laporan tahun 2014, produk sampah plastik di Indonesia telah menduduki peringkat kedua penghasil sampah domestik yaitu sebesar 5,4 juta ton per tahun, atau sebesar 14% dari total produksi sampah di Indonesia (Sri-Bebassari, 2014). Dari waktu ke waktu penggunaan kemasan plastik meningkat secara signifikan jauh melampaui penggunaan kemasan berbahan kertas. Diantara alasannya adalah efisiensi dan kepraktisan.
Keberadaan sampah plastik telah menimbulkan kekhawatiran besar, karena sampah jenis ini berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan. Diperlukan puluhan hingga ratusan tahun agar sampah bekas kantong plastik benar-benar terurai secara sempurna. Dalam proses peruaraian tersebut, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air. Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap, yaitu dioksin, yang berbahaya bagi kesehatan. Kegiatan produksi plastik membutuhkan sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon setiap tahun, dengan proses produksi yang sangat tidak hemat energi. Selain itu pada saat pembuangan, sampah plastik menghasilkan gas rumah kaca. Kesemuanya ini tentu berdampak negatif bagi ekosistem (Mushashi, 2012).
Berdasarkan tabel 1 di atas, sampah plastik diketahui memiliki nilai kalor cukup tinggi yaitu 555,56 kkal/kg (Chairil-Nizar, 2014). Energi yang terkandung dalam sampah plastik cukup tinggi, hampir menyerupai kandungan energi dalam sampah organik  (674,57 kkal/kg). Hal ini berarti plastik dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi.
Menghadapi permasalahan sampah plastik saat ini, maka yang harus dilakukan adalah menemukan formula yang tepat untuk mengurangi jumlahnya, baik dengan cara mempercepat penguraian sampah plastik agar cepat kembali ke alam (Sri-Bebassari, 2014). Pembakaran sampah plastik tampaknya menjadi solusi akhir eliminasi sampah plastik dari lingkungan. Namun karena dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan,  maka pembakaran secara terbuka tidak disarankan (Budi-Santosa, KLH, komunikasi pribadi).
Salah satu upaya mengelola sampah plastik menjadi lebih bermanfaat adalah dengan mengolahnya menjadi bahan bakar minyak. Pengolahan ini merupakan salah bentuk proses daur ulang (recycle), yaitu mengembalikan plastik yang berasal dari minyak menjadi minyak kembali.
Umumnya plastik berasal dari produk turunan minyak bumi (oil-base product) dan memiliki struktur rantai karbon rantai yang panjang. Prinsip dasar pengolahannya adalah dengan memasak plastik di dalam distilator hingga menjadi uap, selanjutnya dilakukan pendinginan uap panas (kondensasi) hingga menjadi minyak plastik (Raharjo, 2012). Penguji independen mengatakan 86% plastik yang diolah dapat diubah menjadi bahan bakar.

B. Kondisi Desa Bina dan UKM Sasaran
Dalam pengamatan Tim, Bank Sampah SUBUR MAKMUR di Desa Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul telah melakukan upaya pengelolaan dan pengolahan sampah, termasuk sampah plastik. Hanya saja pengolahan sampah plastik masih terbatas pada pemanfaatan beberapa jenis plastik tertentu saja untuk membuat aneka kerajinan.  Padahal jumlah sampah plastik yang diterima cukup banyak, antara lain plastik kresek putih atau warna, botol kemasan air minum, plastik keras (ember, wadah sabun, dll), serta plastik kemasan snack. Harga jual ke pengepul berkisar antara Rp 500 (plastik kresek) hingga Rp 3000 (botol kemasan minuman). Beberapa jenis sampah plastik tidak diambil oleh pengepul karena dinilai tidak laku dan tidak dapat didaur ulang. Jenis-jenis sampah plastik yang dinilai tidak laku antara lain plastik mika dan plastik kemasan yang ada cat/sablon, padahal jenis sampah plastik ini volumenya cukup banyak.
Berkaitan dengan permasalahan tersebut, sejak bulan Oktober 2014, Tim telah melakukan beberapa kali percobaan pembuatan bahan bakar minyak dari sampah plastik. Sampah plastik diperoleh dari Bank Sampah tersebut. Dari sekitar 5 kg sampah plastik, yang diolah dengan kompor gas elpiji, dapat diperoleh bahan bakar minyak kurang lebih 0,85 liter. Jumlah ini akan lebih banyak jika digunakan kayu bakar sebagai bahan bakar, karena dapat mencapaitemperatur optimal yaitu + 110-120oC.
Jika teknologi pengolahan sampah plastik tersebut dapat disebarluaskan, maka dampak positif yang akan diperoleh selain meningkatnya kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat juga sekaligus dapat mengurangi ketergantungan terhadap sumber bahan bakar fosil atau gas yang semakin mahal dan langka. Selain itu kegiatan ini sekaligus menjadi peluang usaha yang dapat memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat.

C. Perumusan Masalah
Dari beberapa kali percobaan pembuatan bahan bakar minyak yang berasal dari sampah plastik, muncul harapan bahwa jumlah/volume sampah plastik dapat dikurangi dan bahkan dapat diubah menjadi sumber penghasilan. Berkurangnya jumlah sampah plastik tersebut tentu berdampak positif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat, sekaligus meningkatkan pendapatan.
Penyebarluasan informasi dan teknologi pengolahan sampah plastik menjadi prioritas kepentingan masyarakat dan pemerintah daerah setempat. Diseminasi dan adopsi teknologi tersebut perlu segera dilakukan mengingat kebutuhan akan alternatif sumber bahan bakar semakin meningkat dan juga kebutuhan akan meningkatnya kualitas kesehatan dan lingkungan hidup.

D. Tujuan dan Manfaat
Tujuandari kegiatan iniadalah :
1.      Meningkatnya kesadaran dan minat masyarakat  melalui penyebarluasan informasi tentang permasalahan sampah dan upaya/solusi untuk mengatasinya
2.      Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam pengelolaan dan pengolahan sampah, serta meningkatkan peran aktif masyarakat dalam kegiatan pengolahan sampah plastik
3.      Meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat melalui pengembangan unit usaha berbasis sampah plastik

Manfaat yang diharapkan dari kegiatan ini adalah :
1.      Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup
2.      Meningkatnya ketrampilan dan pendapatan masyarakat melalui pengembangan unit usaha berbasis pengolahan sampah
3.      Meningkatkan peran perguruan tinggi dalam membantu mewujudkan program pemerintah daerah setempat.

E.  Sasaran Kegiatan
Sasarankegiataniniadalah:
1.      Bagi mahasiswa, kegiatan ini merupakan wahana bagi peningkatan wawasan kewirausahaan dan ketrampilan, baik hardskill maupun softskill, yang diperlukan untuk pengembangan kompetensi dan daya kompetisi calon lulusan
2.      Bagi UKM atau kelompok masyarakat, pelaksanaan kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan dan ketrampilan, khususnya yang berkaitan dengan pengolahan sampah. Diharapkannantinya kelompok-kelompok masyarakat dapatmengeloladanmengolahsendirisampah yang dihasilkannyamenjadiproduk-produk bernilai ekonomi, termasuk bahan bakar minyak. Diharapkannantinyaaktivitasmengolahsampahsecara mandiritersebutdapatmenularkepadaanggotakeluarga yang lain, sehinggaakhirnyaaktivitasmengolahsampahmenjadisuatukebiasaan yang bermanfaat di masyarakat
3.      Bagi pemerintah daerah terutama pemerintah Desa Pendowoharjo di Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk membantu terealisasinya program-program desa, khususnya yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan kegiatan ekonomi.
4.      Bagi Institut Pertanian (INTAN) Yogyakarta sebagai perguruan tinggi pengusul, kegiatan ini diharapkan dapat memberi ruang pembekalan dan pembelajaran kewirausahaan bagi calon-calon lulusan, sehingga pada akhirnya dapat mewujudkan tujuan pembelajaran secara umum.
II.      METODE DAN MEKANISASIPELAKSANAAN KEGIATAN

A.     Metode Kegiatan
Program ini akan dilaksanakan dengan beberapa metode :
1.        Metode pembelajaran klasikal. Metode ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan minat, serta  peran aktif masyarakat. Metode pembelajaran dilaksanakan dalam benuk: penyuluhan, demo, pelatihan, dan diskusi aktif dengan peserta, dengan materi:
a.       Permasalahan sampah dan solusi untuk mengatasinya,
b.      Berbagai alternatif pengolahan sampah.
2.        Metode pembelajaran praktis, yang bertujuan untuk memberikan pengalaman empiris dan bekal keterampilan bagi kelompok peserta tentang pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar. Metode ini dilakukan dengan cara memberikan workshop dan pelatihan kepada kelompok-kelompok peserta
3.        Metode pembelajaran partisipatoris, yang bertujuan memberikan pengalaman empiris dan praktis tentang pengelolaan sebuah unit usaha. Metode ini dilaksanakan dengan cara memberikan pembekalan tentang perencanaan bisnis, pelaksanaan dan pengendalian usaha. Dalam penerapan metode ini dituntut adanya partisipasi aktif kelompok masyarakat bekerjasama dengan kelompok mahasiswa (tim) dalam pengembangan usaha serta penanganan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaannya.

B. Tahapan Kegiatan
Seluruh program akan dilaksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan berikut:
1.        Persiapan :meliputi perijinan, MOU dengan pemerintah daerah setempat, surveilokasi dan potensi sasaran, serta pembuatan alat pengolah sampah plastik
2.        Peningkatan wawasan dan pengetahuan masyarakat. Pada tahapan ini diberikan penyuluhan pengolahan sampah, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, minat dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan dan pengolahan sampah secara umum. Penyuluhan akan dilaksanakan ditingkat desa dengan target peserta + 100 orang
3.        Peningkatan ketrampilan masyarakat. Pada tahapan ini diberikan workshop dan pelatihan pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak. Kegiatan dilaksanakan di pedukuhan yang memiliki potensi pengolahan sampah atau ada bank sampah. Workshop dan pelatihan akan dilaksanakan di RT 01 Pedukuhan Dagen, Desa Pendowoharjo dengan target sasaran peserta 50 orang.
4.        Pengembangan kewirausahaan sampah. Kegiatan ini bertujuan membentuk unit usaha dan dilanjutkan dengan pendampingan untuk pengembangan bisnis, tata usaha dan administrasi. Target sasarannya terbentuk minimal 1 kelompok yang akan menjalankan proses perencanaan bisnis, operasionalisasi pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak, pemasaranproduk, dan pengembangan usaha
5.         Evaluasi kegiatan dan penyusunan laporan.






III. USULAN PROGRAM KEGIATAN

A. Waktu Dan TempatPelaksanaanKegiatan
1. Waktu pelaksanaan
:
Juni - Agustus 2015
2. Tempat kegiatan
:
1.     Desa Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, DIY
2.     Bank SampahSUBUR MAKMURdi RT 01, Dusun Karanggede Pedukuhan Dagen, Desa Pendowoharjo

Keseluruhan tahapan kegiatanakan dilaksanakansesuai jadwal berikut:
TahapanKegiatan
JUN
JUL
AGT
SEP
OKT
NOV
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Persiapan (kontrak, survei, perijinan, pembuatan alat, sosialisasi, dll)
























Peningkatan wawasan dan pengetahuan masyarakat(penyuluhan & demo pengelolaan & pengolahan sampah secara umum)
























Peningkatan ketram-pilan masyarakat(workshop & pelatihan pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak)
























Pengembangan kewirausahaan sampah(pembentukan & pendampingan unit usaha sampah)
























Evaluasi &PembuatanLaporan (Evaluasi bisnis, lap kemajuan & lap akhir)




























B. Rencana Pengembangan Usaha
Pengembangan usaha, terutama yang dilaksanakan bersama dengan masyarakat, tentu tidak dapat dilaksanakan secara serta merta. Diperlukan upaya untuk meningkatkan wawasan dan kesadaran akan pentingnya usaha yang akan dirintis, serta meningkatkan minat untuk turut berpartisipasi secara aktif. Mengingat hal tersebut, maka kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan tahapan kegiatan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan sesuai dengan tujuan tersbut di atas.
Penyuluhan dalam rangka peningkatan wawasan dan pengetahuan masyarakatakan diberikan kepada masyarakat di tingkat desa. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan wawasan dan kesadaran akan gentingnya permasalahan sampah serta pentingnya kegiatan usaha yang akan dirintis. Target sasaran peserta pada kegiatan ini diupayakan seluas mungkin, kurang lebih 100 orang, meliputi perwakilan kelompok-kelompok masyarakat di Desa Pendowoharjo (PKK kelurahan/pedukuhan, BKM, dll). Diharapkan dari kegiatan tersebut akan muncul kelompok-kelompok masyarakat yang berminat untuk ikut mengembangkan usaha.
Selanjutnya kegiatan peningkatan ketrampilan masyarakat diberikan dalam bentuk workshop dan pelatihan yang akan diberikan kepada kelompok-kelompok yang berminat untuk mengembangkan usaha, dimaksudkan untuk memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan terkait pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak. Workshop dan pelatihan dilaksanakan di UKM yaitu di Bank Sampah SUBUR MAKMUR Desa Pendowoharjo. Target sasaran peserta pada kegiatan ini adalah 50 orang, yang diharapkan dari peserta akan muncul wirausahawan baru.
Pada tahap pengembangan kewirausahaan sampah, kepada kelompok sampel diberikan bimbingan teknis dan pendampingan mulai dari perencanaan bisnis, operasionalisasi kegiatan usaha dan produksi, pemasaran hingga pengembangan usaha. Target sasaran adalah minimal 1 kelompok sampel, sedangkan bagi kelompok lain yang berkeinginan untuk mengembangkan unit usaha juga diberikan bimbingan teknis dan pendampingan.



C. Pendekatan dan Persetujuan Pada Desa Binaan
Alasan pemilihan Bank Sampah SUBUR MAKMUR di Desa Pendowoharjo diantaranya adalah karena Institut Pertanian (INTAN) Yogyakarta telah memiliki kerjasama dengan UKM tersebut dua tahun terakhir, khususnya dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk menjangkau masyarakat sasaran yang lebih luas, tim berupaya untuk bekerjasama dengan Pemerintah Desa Pendowoharjo di Kecamatan Sewon Bantul, dimana UKM tersebut berdomisili, agar kemanfaatan kegiatan dapat dirasakan oleh kelompok masyarakat yang lebih luas. Adapun salinan dokumen kerjasama berupa Nota Kesepahaman yang ditandatangani oleh Rektor INTAN Yogyakarta dan Kepala Desa Pendowoharjo kami lampirkan bersama dengan proposal ini.



                                                             IV.            INDIKATOR KEBERHASILAN

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan dapat dipantau dari beberapa indikator berikut ini :
a)      Keterlibatan (involvement) yang dinilai dari indeks keterlibatan (dihitung dari persentase keterlibatan/kehadiran terhadap jumlah kegiatan yang ditawarkan)
b)      Peningkatan difusi pengetahuan dan daya adopsi teknologi, dinilai melalui pemberian pre-test dan post-test pada setiap kali pelaksanaan kegiatan penyuluhan, workshop, pelatihan, dan demplot. Peserta dengan daya adopsi pengetahuan dan teknologi yang cukup tinggi mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan ke tahapan kegiatan selanjutnya. Dengan demikian, peserta dapat berpartisipasi secara aktif dalam setiap kegiatan yang ditawarkan
c)      Keberhasilan usaha yang dihitung dari jumlah unit usaha pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak. Keberhasilan usaha dihitung dari :
-          Jumlah unit usaha yang sudah dapat dilaksanakan oleh kelompok
-          Jumlah unit usaha yang sedang direncanakan oleh kelompok.



V. RENCANA ANGGARAN
NO
KEGIATAN
SATUAN
 JUMLAH
A
PERSIAPAN



a. Administrasi
1 paket
 Rp           50.000,00
b. Pembuatan alat
1 unit
 Rp    11.000.000,00

Jumlah A
 Rp   11.050.000,00
B
Penyuluhan dan demo



a. Buku materi
100 buku x 5000
 Rp         500.000,00
b. Narasumber
2 jam x 2 orang x 250.000
 Rp     1.000.000,00
c. Operasional
1 paket
 Rp           50.000,00
d. transport / akomodasi
1 paket
 Rp         100.000,00
e. Konsumsi
100 orang x 20.000
 Rp      2.000.000,00

Jumlah B
 Rp     3.650.000,00
C
Workshop dan pelatihan



a. Buku materi
50 buku x 5000
 Rp         250.000,00
b. Narasumber
4 jam x 2 orang x 250.000
 Rp      4.000.000,00
c. Konsumsi
50 x 20.000
 Rp      1.000.000,00
d. Operasional
1 paket
 Rp         100.000,00
e. Bahan baku
1 paket
 Rp      1.000.000,00
f. Instalasi alat
1 paket
 Rp      1.500.000,00

Jumlah C
 Rp     7.850.000,00
D
Pembentukan unit usaha



a. Kelengkapan Adm

 Rp           50.000,00
b. Bahan baku
1 paket
 Rp      1.500.000,00
c. pendamping
3 mhs x 3 bulan x 500.000
 Rp      4.500.000,00
d. Tenaga ahli
1 orang x 3 bulan x 1.000.000
 Rp      3.000.000,00

Jumlah D
 Rp     9.050.000,00
E
Evaluasi dan laporan



a. Monev
15 orang x 20.000
 Rp         300.000,00
b. Evaluasi pengurus
10 orang x 6 pert x 10.000
 Rp         600.000,00
b. Laporan
2 x 250.000
 Rp         500.000,00

Jumlah E
 Rp     1.400.000,00

Jumlah A+B+C+D+E
 Rp   33.000.000,00