I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan aktivitas sosial ekonomi
masyarakat membawa dampak antara lain menurunnya kualitas lingkungan hidup
akibat meningkatnya jumlah dan jenis sampah. Sampah merupakan masalah yang
hampir tidak pernah terpecahkan di Indonesia. Rata-rata produksi sampah di
beberapa kota besar di Indonesia berkisar antara 1,8 – 3,3 liter/orang/hari
atau 0,45 – 0,83 kg/orang/hari (Jujubandung, 2012). Masalah sampah telah menjadi
perhatian pemerintah sejak terjadinya bencana nasional meledaknya timbunan
sampah di TPA Leuwigajah. Untuk menangani masalah sampah, sudah banyak program
pemerintah yang dijadikan acuan untuk setidaknya dapat mengurangi jumlah/volume
sampah (Suci-Fitriana, 2014).
Jumlah dan jenis sampah yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia
sangat beragam, sebagaimana tercermin dari tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Komposisi dan karakteristik sampah rata-rata
No
|
Komponen
|
Persentase
|
Kadar
Air (%)
|
Nilai
Kalor
(kkal/kg)
|
1.
|
Organik
|
73,98
|
47,08
|
674,57
|
2.
|
Kertas
|
10,18
|
4,97
|
235,55
|
3.
|
Kaca
|
1,75
|
|
|
4.
|
Plastik
|
7,86
|
2,28
|
555,46
|
5.
|
Logam
|
2,04
|
|
|
6.
|
Kayu
|
0,98
|
0,32
|
38,28
|
7.
|
Kain
|
1,57
|
0,63
|
42,64
|
8.
|
Karet
|
0,55
|
0,02
|
7,46
|
9.
|
Baterai
|
0,29
|
|
|
10.
|
Lain-lain
|
0,86
|
|
|
Total
|
|
100,00
|
55,30
|
1553,96
|
Sumber : Studi komposisi dan
karakteristik BPPT tahun 1994 (Chairil-Nizar,2014).
Dari tabel di atas yang cukup penting diamati adalah bahwa sampah plastik,
meskipun tidak menempati posisi dominan, tetapi jumlahnya cukup besar yaitu
sebesar 7,86% dari total sampah. Berdasarkan laporan tahun 2014, produk sampah
plastik di Indonesia telah menduduki peringkat kedua penghasil sampah domestik
yaitu sebesar 5,4 juta ton per tahun, atau sebesar 14% dari total produksi
sampah di Indonesia (Sri-Bebassari, 2014). Dari waktu ke waktu penggunaan
kemasan plastik meningkat secara signifikan jauh melampaui penggunaan kemasan
berbahan kertas. Diantara alasannya adalah efisiensi dan kepraktisan.
Keberadaan sampah plastik telah menimbulkan kekhawatiran besar, karena
sampah jenis ini berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan. Diperlukan
puluhan hingga ratusan tahun agar sampah bekas kantong plastik benar-benar
terurai secara sempurna. Dalam proses peruaraian tersebut, partikel-partikel
plastik akan mencemari tanah dan air. Jika dibakar, sampah plastik akan
menghasilkan asap, yaitu dioksin, yang berbahaya bagi kesehatan. Kegiatan
produksi plastik membutuhkan sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon
setiap tahun, dengan proses produksi yang sangat tidak hemat energi. Selain itu
pada saat pembuangan, sampah plastik menghasilkan gas rumah kaca. Kesemuanya
ini tentu berdampak negatif bagi ekosistem (Mushashi, 2012).
Berdasarkan tabel 1 di atas, sampah plastik diketahui memiliki nilai kalor
cukup tinggi yaitu 555,56 kkal/kg (Chairil-Nizar, 2014). Energi yang terkandung
dalam sampah plastik cukup tinggi, hampir menyerupai kandungan energi dalam
sampah organik (674,57 kkal/kg). Hal ini
berarti plastik dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi.
Menghadapi permasalahan sampah plastik saat ini, maka yang harus dilakukan
adalah menemukan formula yang tepat untuk mengurangi jumlahnya, baik dengan
cara mempercepat penguraian sampah plastik agar cepat kembali ke alam
(Sri-Bebassari, 2014). Pembakaran sampah plastik tampaknya menjadi solusi akhir
eliminasi sampah plastik dari lingkungan. Namun karena dapat menimbulkan dampak
buruk bagi kesehatan, maka pembakaran
secara terbuka tidak disarankan (Budi-Santosa, KLH, komunikasi pribadi).
Salah satu upaya mengelola sampah plastik menjadi lebih bermanfaat adalah
dengan mengolahnya menjadi bahan bakar minyak. Pengolahan ini merupakan salah
bentuk proses daur ulang (recycle),
yaitu mengembalikan plastik yang berasal dari minyak menjadi minyak kembali.
Umumnya plastik berasal dari produk turunan minyak bumi (oil-base product) dan memiliki struktur
rantai karbon rantai yang panjang. Prinsip dasar pengolahannya adalah dengan
memasak plastik di dalam distilator hingga menjadi uap, selanjutnya dilakukan
pendinginan uap panas (kondensasi) hingga menjadi minyak plastik (Raharjo,
2012). Penguji independen mengatakan 86% plastik yang diolah dapat diubah
menjadi bahan bakar.
B. Kondisi Desa Bina dan UKM Sasaran
Dalam pengamatan Tim, Bank Sampah SUBUR MAKMUR di Desa Pendowoharjo,
Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul telah melakukan upaya pengelolaan dan
pengolahan sampah, termasuk sampah plastik. Hanya saja pengolahan sampah
plastik masih terbatas pada pemanfaatan beberapa jenis plastik tertentu saja untuk
membuat aneka kerajinan. Padahal jumlah
sampah plastik yang diterima cukup banyak, antara lain plastik kresek putih
atau warna, botol kemasan air minum, plastik keras (ember, wadah sabun, dll),
serta plastik kemasan snack. Harga jual ke pengepul berkisar antara Rp 500
(plastik kresek) hingga Rp 3000 (botol kemasan minuman). Beberapa jenis sampah
plastik tidak diambil oleh pengepul karena dinilai tidak laku dan tidak dapat
didaur ulang. Jenis-jenis sampah plastik yang dinilai tidak laku antara lain
plastik mika dan plastik kemasan yang ada cat/sablon, padahal jenis sampah
plastik ini volumenya cukup banyak.
Berkaitan dengan permasalahan tersebut, sejak bulan Oktober 2014, Tim telah
melakukan beberapa kali percobaan pembuatan bahan bakar minyak dari sampah
plastik. Sampah plastik diperoleh dari Bank Sampah tersebut. Dari sekitar 5 kg
sampah plastik, yang diolah dengan kompor gas elpiji, dapat diperoleh bahan
bakar minyak kurang lebih 0,85 liter. Jumlah ini akan lebih banyak jika
digunakan kayu bakar sebagai bahan bakar, karena dapat mencapaitemperatur optimal
yaitu + 110-120oC.
Jika teknologi pengolahan sampah plastik tersebut dapat disebarluaskan,
maka dampak positif yang akan diperoleh selain meningkatnya kualitas lingkungan
dan kesehatan masyarakat juga sekaligus dapat mengurangi ketergantungan
terhadap sumber bahan bakar fosil atau gas yang semakin mahal dan langka.
Selain itu kegiatan ini sekaligus menjadi peluang usaha yang dapat memberikan
tambahan pendapatan bagi masyarakat.
C. Perumusan Masalah
Dari beberapa kali
percobaan pembuatan bahan bakar minyak yang berasal dari sampah plastik, muncul
harapan bahwa jumlah/volume sampah plastik dapat dikurangi dan bahkan dapat
diubah menjadi sumber penghasilan. Berkurangnya jumlah sampah plastik tersebut
tentu berdampak positif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat, sekaligus
meningkatkan pendapatan.
Penyebarluasan informasi
dan teknologi pengolahan sampah plastik menjadi prioritas kepentingan
masyarakat dan pemerintah daerah setempat. Diseminasi dan adopsi teknologi
tersebut perlu segera dilakukan mengingat kebutuhan akan alternatif sumber
bahan bakar semakin meningkat dan juga kebutuhan akan meningkatnya kualitas
kesehatan dan lingkungan hidup.
D. Tujuan
dan Manfaat
Tujuandari kegiatan iniadalah :
1. Meningkatnya kesadaran dan minat masyarakat melalui penyebarluasan informasi tentang
permasalahan sampah dan upaya/solusi untuk mengatasinya
2.
Meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan dalam pengelolaan dan pengolahan sampah, serta
meningkatkan peran aktif masyarakat dalam kegiatan pengolahan sampah plastik
3. Meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat
melalui pengembangan unit usaha berbasis sampah plastik
Manfaat yang diharapkan dari
kegiatan ini adalah :
1.
Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat dan lingkungan
hidup
2.
Meningkatnya ketrampilan dan pendapatan masyarakat
melalui pengembangan unit usaha berbasis pengolahan sampah
3.
Meningkatkan peran perguruan tinggi dalam membantu
mewujudkan program pemerintah daerah setempat.
E. Sasaran Kegiatan
Sasarankegiataniniadalah:
1.
Bagi mahasiswa, kegiatan ini merupakan wahana bagi
peningkatan wawasan kewirausahaan dan ketrampilan, baik hardskill maupun softskill,
yang diperlukan untuk pengembangan kompetensi dan daya kompetisi calon lulusan
2.
Bagi UKM atau kelompok masyarakat, pelaksanaan kegiatan
ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan dan ketrampilan,
khususnya yang berkaitan dengan pengolahan sampah. Diharapkannantinya
kelompok-kelompok masyarakat dapatmengeloladanmengolahsendirisampah
yang dihasilkannyamenjadiproduk-produk bernilai ekonomi, termasuk bahan bakar
minyak.
Diharapkannantinyaaktivitasmengolahsampahsecara mandiritersebutdapatmenularkepadaanggotakeluarga yang lain,
sehinggaakhirnyaaktivitasmengolahsampahmenjadisuatukebiasaan yang bermanfaat di
masyarakat
3.
Bagi pemerintah daerah terutama pemerintah Desa
Pendowoharjo di Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, kegiatan ini dapat
dimanfaatkan untuk membantu terealisasinya program-program desa, khususnya yang
berkaitan dengan lingkungan hidup dan kegiatan ekonomi.
4.
Bagi Institut Pertanian (INTAN) Yogyakarta sebagai
perguruan tinggi pengusul, kegiatan ini diharapkan dapat memberi ruang
pembekalan dan pembelajaran kewirausahaan bagi calon-calon lulusan, sehingga
pada akhirnya dapat mewujudkan tujuan pembelajaran secara umum.
II.
METODE
DAN MEKANISASIPELAKSANAAN KEGIATAN
A.
Metode Kegiatan
Program ini akan dilaksanakan dengan beberapa
metode :
1.
Metode
pembelajaran klasikal. Metode ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,
kesadaran dan minat, serta peran aktif
masyarakat. Metode pembelajaran dilaksanakan dalam benuk: penyuluhan, demo, pelatihan,
dan diskusi aktif dengan peserta, dengan materi:
a. Permasalahan sampah dan solusi untuk
mengatasinya,
b. Berbagai alternatif pengolahan sampah.
2.
Metode pembelajaran praktis, yang bertujuan untuk
memberikan pengalaman empiris dan bekal keterampilan bagi kelompok peserta
tentang pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar. Metode ini dilakukan
dengan cara memberikan workshop dan pelatihan kepada kelompok-kelompok peserta
3.
Metode pembelajaran partisipatoris, yang bertujuan memberikan
pengalaman empiris dan praktis tentang pengelolaan sebuah unit usaha. Metode
ini dilaksanakan dengan cara memberikan pembekalan tentang perencanaan bisnis,
pelaksanaan dan pengendalian usaha. Dalam penerapan metode ini dituntut adanya
partisipasi aktif kelompok masyarakat bekerjasama dengan kelompok mahasiswa
(tim) dalam pengembangan usaha serta penanganan permasalahan yang timbul dalam
pelaksanaannya.
B. Tahapan Kegiatan
Seluruh
program akan dilaksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan berikut:
1.
Persiapan :meliputi perijinan,
MOU dengan pemerintah daerah setempat, surveilokasi dan potensi sasaran, serta
pembuatan alat pengolah sampah plastik
2.
Peningkatan wawasan dan
pengetahuan masyarakat. Pada tahapan ini diberikan penyuluhan pengolahan
sampah, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, minat dan peran serta
masyarakat dalam pengelolaan dan pengolahan sampah secara umum. Penyuluhan akan
dilaksanakan ditingkat desa dengan target peserta + 100 orang
3.
Peningkatan ketrampilan masyarakat.
Pada tahapan ini diberikan workshop dan pelatihan pengolahan sampah plastik
menjadi bahan bakar minyak. Kegiatan dilaksanakan di pedukuhan yang memiliki
potensi pengolahan sampah atau ada bank sampah. Workshop dan pelatihan akan
dilaksanakan di RT 01 Pedukuhan Dagen, Desa Pendowoharjo dengan target sasaran
peserta 50 orang.
4.
Pengembangan kewirausahaan
sampah. Kegiatan ini bertujuan membentuk unit usaha dan dilanjutkan dengan pendampingan
untuk pengembangan bisnis, tata usaha dan administrasi. Target sasarannya
terbentuk minimal 1 kelompok yang akan menjalankan proses perencanaan bisnis,
operasionalisasi pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak,
pemasaranproduk, dan pengembangan usaha
5.
Evaluasi kegiatan dan
penyusunan laporan.
III.
USULAN PROGRAM KEGIATAN
A. Waktu Dan TempatPelaksanaanKegiatan
1. Waktu pelaksanaan
|
:
|
Juni - Agustus 2015
|
2. Tempat kegiatan
|
:
|
1.
Desa Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul,
DIY
2.
Bank
SampahSUBUR
MAKMURdi RT 01, Dusun Karanggede Pedukuhan Dagen, Desa Pendowoharjo
|
Keseluruhan tahapan kegiatanakan
dilaksanakansesuai jadwal berikut:
TahapanKegiatan
|
JUN
|
JUL
|
AGT
|
SEP
|
OKT
|
NOV
|
||||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Persiapan (kontrak,
survei, perijinan, pembuatan alat, sosialisasi, dll)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
Peningkatan wawasan dan
pengetahuan masyarakat(penyuluhan & demo pengelolaan & pengolahan
sampah secara umum)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
Peningkatan ketram-pilan
masyarakat(workshop & pelatihan pengolahan sampah plastik menjadi bahan
bakar minyak)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
Pengembangan kewirausahaan
sampah(pembentukan & pendampingan unit usaha sampah)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
Evaluasi
&PembuatanLaporan (Evaluasi bisnis, lap kemajuan &
lap akhir)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
B. Rencana Pengembangan Usaha
Pengembangan usaha, terutama yang dilaksanakan
bersama dengan masyarakat, tentu tidak dapat dilaksanakan secara serta merta.
Diperlukan upaya untuk meningkatkan wawasan dan kesadaran akan pentingnya usaha
yang akan dirintis, serta meningkatkan minat untuk turut berpartisipasi secara
aktif. Mengingat hal tersebut, maka kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai
dengan tahapan kegiatan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan sesuai dengan
tujuan tersbut di atas.
Penyuluhan dalam rangka peningkatan wawasan dan
pengetahuan masyarakatakan diberikan kepada masyarakat di tingkat desa.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan wawasan dan kesadaran akan
gentingnya permasalahan sampah serta pentingnya kegiatan usaha yang akan
dirintis. Target sasaran peserta pada kegiatan ini diupayakan seluas mungkin,
kurang lebih 100 orang, meliputi perwakilan kelompok-kelompok masyarakat di
Desa Pendowoharjo (PKK kelurahan/pedukuhan, BKM, dll). Diharapkan dari kegiatan
tersebut akan muncul kelompok-kelompok masyarakat yang berminat untuk ikut
mengembangkan usaha.
Selanjutnya kegiatan peningkatan ketrampilan
masyarakat diberikan dalam bentuk workshop dan pelatihan yang akan diberikan
kepada kelompok-kelompok yang berminat untuk mengembangkan usaha, dimaksudkan untuk
memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan terkait pengolahan sampah plastik
menjadi bahan bakar minyak. Workshop dan pelatihan dilaksanakan di UKM yaitu di
Bank Sampah SUBUR MAKMUR Desa Pendowoharjo. Target sasaran peserta pada
kegiatan ini adalah 50 orang, yang diharapkan dari peserta akan muncul
wirausahawan baru.
Pada tahap pengembangan kewirausahaan sampah, kepada
kelompok sampel diberikan bimbingan teknis dan pendampingan mulai dari
perencanaan bisnis, operasionalisasi kegiatan usaha dan produksi, pemasaran
hingga pengembangan usaha. Target sasaran adalah minimal 1 kelompok sampel,
sedangkan bagi kelompok lain yang berkeinginan untuk mengembangkan unit usaha
juga diberikan bimbingan teknis dan pendampingan.
C. Pendekatan
dan Persetujuan Pada Desa Binaan
Alasan pemilihan Bank
Sampah SUBUR MAKMUR di Desa Pendowoharjo diantaranya adalah karena Institut
Pertanian (INTAN) Yogyakarta telah memiliki kerjasama dengan UKM tersebut dua
tahun terakhir, khususnya dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan, pelatihan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk menjangkau masyarakat
sasaran yang lebih luas, tim berupaya untuk bekerjasama dengan Pemerintah Desa
Pendowoharjo di Kecamatan Sewon Bantul, dimana UKM tersebut berdomisili, agar
kemanfaatan kegiatan dapat dirasakan oleh kelompok masyarakat yang lebih luas.
Adapun salinan dokumen kerjasama berupa Nota Kesepahaman yang ditandatangani
oleh Rektor INTAN Yogyakarta dan Kepala Desa Pendowoharjo kami lampirkan
bersama dengan proposal ini.
IV.
INDIKATOR
KEBERHASILAN
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan dapat
dipantau dari beberapa indikator berikut ini :
a)
Keterlibatan (involvement) yang dinilai dari indeks keterlibatan (dihitung dari
persentase keterlibatan/kehadiran terhadap jumlah kegiatan yang ditawarkan)
b)
Peningkatan difusi pengetahuan dan daya
adopsi teknologi, dinilai melalui pemberian pre-test dan post-test pada setiap
kali pelaksanaan kegiatan penyuluhan, workshop, pelatihan, dan demplot. Peserta
dengan daya adopsi pengetahuan dan teknologi yang cukup tinggi mendapatkan kesempatan
untuk melanjutkan ke tahapan kegiatan selanjutnya. Dengan demikian, peserta
dapat berpartisipasi secara aktif dalam setiap kegiatan yang ditawarkan
c)
Keberhasilan usaha yang dihitung dari
jumlah unit usaha pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak.
Keberhasilan usaha dihitung dari :
-
Jumlah unit usaha yang sudah dapat
dilaksanakan oleh kelompok
-
Jumlah unit usaha yang sedang
direncanakan oleh kelompok.
NO
|
KEGIATAN
|
SATUAN
|
JUMLAH
|
A
|
PERSIAPAN
|
|
|
|
a. Administrasi
|
1 paket
|
Rp 50.000,00
|
b. Pembuatan alat
|
1 unit
|
Rp 11.000.000,00
|
|
|
Jumlah A
|
Rp 11.050.000,00
|
|
B
|
Penyuluhan dan demo
|
|
|
|
a. Buku materi
|
100 buku x 5000
|
Rp 500.000,00
|
b. Narasumber
|
2 jam x 2 orang x 250.000
|
Rp 1.000.000,00
|
|
c. Operasional
|
1 paket
|
Rp 50.000,00
|
|
d. transport / akomodasi
|
1 paket
|
Rp 100.000,00
|
|
e. Konsumsi
|
100 orang x 20.000
|
Rp 2.000.000,00
|
|
|
Jumlah B
|
Rp 3.650.000,00
|
|
C
|
Workshop dan pelatihan
|
|
|
|
a. Buku materi
|
50 buku x 5000
|
Rp 250.000,00
|
b. Narasumber
|
4 jam x 2 orang x 250.000
|
Rp 4.000.000,00
|
|
c. Konsumsi
|
50 x 20.000
|
Rp 1.000.000,00
|
|
d. Operasional
|
1 paket
|
Rp 100.000,00
|
|
e. Bahan baku
|
1 paket
|
Rp 1.000.000,00
|
|
f. Instalasi alat
|
1 paket
|
Rp 1.500.000,00
|
|
|
Jumlah C
|
Rp 7.850.000,00
|
|
D
|
Pembentukan unit usaha
|
|
|
|
a. Kelengkapan Adm
|
|
Rp 50.000,00
|
b. Bahan baku
|
1 paket
|
Rp 1.500.000,00
|
|
c. pendamping
|
3 mhs x 3 bulan x 500.000
|
Rp 4.500.000,00
|
|
d. Tenaga ahli
|
1 orang x 3 bulan x 1.000.000
|
Rp 3.000.000,00
|
|
|
Jumlah D
|
Rp 9.050.000,00
|
|
E
|
Evaluasi dan laporan
|
|
|
|
a. Monev
|
15 orang x 20.000
|
Rp 300.000,00
|
b. Evaluasi pengurus
|
10 orang x 6 pert x 10.000
|
Rp 600.000,00
|
|
b. Laporan
|
2 x 250.000
|
Rp 500.000,00
|
|
|
Jumlah E
|
Rp 1.400.000,00
|
|
|
Jumlah A+B+C+D+E
|
Rp 33.000.000,00
|